Duka yang Terbantu dalam Diam

Kehilangan sering datang tiba-tiba, tanpa memberi ruang untuk bersiap. Pagi itu, saya menerima kabar dari sahabat lama, Dian, yang terdengar bergetar di ujung telepon. Ayahnya, Pak Wira, telah berpulang setelah beberapa minggu berjuang melawan penyakit. Suaranya penuh kesedihan, campur aduk dengan kebingungan. “Aku tidak tahu harus mulai dari mana,” ucapnya, hampir terisak, Duka yang Terbantu dalam Diam.

Saya segera menemui Dian dan keluarganya di rumah duka. Ketika saya sampai, ruangan itu dipenuhi tangis dan pelukan dari keluarga besar yang datang. Tapi di tengah dukacita yang begitu mendalam, saya juga melihat kebingungan. Siapa yang akan mengurus semua persiapan pemakaman? Bagaimana mereka bisa menjalani hari ini dengan kepala yang jernih?

Sebuah Kesdihan Yang Dibantu Dalam Pelukan

Melihat situasi itu, saya segera menghubungi sebuah layanan kedukaan Indonesia 24 jam yang pernah direkomendasikan teman. “Kami akan menangani semuanya. Pastikan keluarga bisa fokus pada dukanya,” ucap suara ramah di ujung telepon. Kata-kata itu langsung memberikan kelegaan, setidaknya untuk saya yang mencoba membantu.

Hanya dalam waktu singkat, tim mereka tiba di rumah. Dengan sikap penuh hormat, mereka berbicara kepada keluarga, menyampaikan belasungkawa, dan mulai mengatur segala hal yang diperlukan. Mereka mengerti bahwa ini adalah waktu yang rapuh, dan setiap langkah mereka mencerminkan empati mendalam.

“Yang perlu dilakukan hanya memilih, kami akan mengurus sisanya,” kata salah satu petugas sambil memberikan katalog sederhana kepada Dian. Ia membantu memilih peti yang layak, dekorasi yang sesuai, dan jadwal prosesi. Bahkan, mereka menawarkan bantuan untuk mengurus dokumen resmi, sehingga keluarga tidak perlu repot bolak-balik ke kantor pemerintahan.

Duka yang Terbantu dalam Diam

Sepanjang hari itu, saya menyaksikan bagaimana layanan ini bekerja seperti malaikat tanpa sayap. Mereka memastikan semua berjalan lancar, mulai dari persemayaman di rumah duka hingga pengaturan doa bersama. Dian, yang awalnya terlihat kebingungan, mulai tenang karena tahu bahwa semua hal teknis telah diatur dengan baik.

Hari pemakaman tiba, dan tim layanan kedukaan kembali hadir, mengoordinasikan prosesi dengan penuh perhatian. Ambulance jenazah datang tepat waktu, petugas membantu membawa peti dengan langkah yang tenang dan penuh hormat. Bahkan di pemakaman, mereka mengatur jalannya prosesi, memastikan keluarga hanya perlu hadir dan berdoa.

Saya melihat wajah Dian di penghujung hari. Meski air matanya belum kering, ada rasa lega yang terpancar. “Mereka sangat membantu. Aku bisa fokus pada Ayah tanpa harus memikirkan hal lain,” katanya lirih.

Layanan kedukaan ini bukan hanya memberikan bantuan teknis, tetapi juga menawarkan ruang untuk keluarga menjalani proses kehilangan dengan lebih damai. Dalam dukacita yang mendalam, mereka hadir sebagai penopang yang kuat dan tak terlihat, memberikan kelegaan di saat yang paling sulit.

Leave a Comment

Leave a Reply