Batas Waktu
Di sebuah kota, hiduplah seorang ibu tunggal bernama Sarah dengan putranya yang bernama Adam. Mereka hidup sederhana di sebuah rumah kecil di pinggiran kota melewati Batas Waktu. Meskipun kehidupan mereka tidak mewah, cinta yang mereka miliki satu sama lain sangatlah kuat.
Adam, anak Sarah, menderita penyakit parah yang membuatnya harus sering dirawat di rumah sakit. Sarah bekerja keras sebagai pelayan di restoran setempat untuk mencukupi kebutuhan mereka berdua dan biaya pengobatan Adam. Namun, uang yang mereka dapatkan tidak pernah cukup, dan utang-utang pun menumpuk.
Suatu hari, ketika Sarah sedang bekerja, dia menerima panggilan telepon dari rumah sakit. Adam telah mengalami komplikasi serius dan harus segera dioperasi. Dengan hati yang berat, Sarah meninggalkan pekerjaannya dan bergegas ke rumah sakit. Tetapi sayangnya, Adam telah meninggal dunia ketika dia tiba di sana.
Waktu Itu Datang
Kematian Adam meninggalkan Sarah dalam kehancuran. Dia merasa hancur dan tak berdaya. Tapi di tengah-tengah kesedihan itu, dia menyadari bahwa dia harus mengatur pengurusan pemakaman untuk putranya. Dia tahu itu akan menjadi mahal, dan dia tidak punya cukup uang. Dalam kepanikan, Sarah mencoba mencari solusi.
Dia mulai meminta bantuan dari teman-temannya, tetapi kebanyakan dari mereka juga dalam situasi keuangan yang sulit. Dia kemudian memutuskan untuk mencoba mengumpulkan uang dengan membuat sumbangan daring dan mengajukan bantuan ke yayasan amal setempat. Namun, waktu terus berlalu, dan uang yang terkumpul masih jauh dari cukup.
Sarah merasa putus asa. Dia merasa seperti dia gagal sebagai ibu, tidak bisa memberikan yang terbaik untuk anaknya, bahkan untuk pemakaman terakhirnya. Dia berusaha sekuat tenaga untuk tidak menyerah, tetapi setiap hari yang berlalu hanya menambah beban ke dalam hatinya yang sudah hancur.
Namun, di tengah-tengah keputusasaan, ada sinar harapan. Beberapa tetangga dan teman dekat yang menyaksikan perjuangan Sarah mulai membantu dengan apa yang mereka bisa. Mereka menyelenggarakan acara penggalangan dana di lingkungan mereka, membagikan selebaran, dan mengajak orang lain untuk bergabung dalam membantu Sarah.
Pengharapan melewati Batas Waktu
Perlahan-lahan, uang mulai terkumpul. Tidak hanya dari acara penggalangan dana, tetapi juga dari sumbangan yang datang dari orang-orang yang tergerak oleh kisah Sarah. Mereka yang tidak bisa memberikan uang memberikan bantuan dalam bentuk makanan, tempat tinggal sementara, atau sekadar dukungan moral.
Semakin hari, semakin dekatlah pemakaman Adam. Sarah bisa merasakan beban di pundaknya menjadi sedikit lebih ringan dengan setiap bantuan yang datang. Dan akhirnya, pada hari pemakaman, uang yang terkumpul sudah cukup untuk memberikan pemakaman yang pantas bagi Adam.
Pemakaman itu dihadiri oleh banyak orang dari komunitas mereka. Meskipun mereka datang dengan hati yang berat, mereka juga membawa cinta dan dukungan untuk Sarah. Di antara mereka, Sarah merasa tidak sendirian lagi. Meskipun Adam telah pergi, cintanya akan tetap abadi dalam hati Sarah.
Setelah pemakaman selesai, Sarah duduk di tepi kuburan Adam, menatap langit yang cerah di atasnya. Dia tahu bahwa perjalanan yang dihadapinya tidak akan mudah, tetapi dengan dukungan dari orang-orang di sekitarnya, dia percaya bahwa dia akan bisa melalui masa-masa sulit ini. Dan meskipun Adam telah pergi, kenangan indah tentang dia akan tetap hidup selamanya dalam hati Sarah.
Leave a Comment