Saya ingin membagikan kisah yang hingga kini masih menempel di hati saya—tentang Pak Wibowo dan Ibu Marni, sepasang lansia yang hidup sederhana di pinggiran kota. Mereka tidak memiliki anak, dan sebagian besar keluarga mereka sudah lebih dulu berpulang. Ketika Ibu…
Read MoreHari itu, langit mendung seolah ikut berduka. Saya masih mengingat jelas suara tangisan pelan dari kamar anak saya, Alin, yang baru berusia 9 tahun. Ia memeluk erat tubuh kucing kesayangannya, Mochi, yang baru saja menghembuskan napas terakhir. Mochi bukan sekadar…
Read MoreMalam itu, langit gelap tak berbintang. Sekitar pukul 02.00 dini hari, saya menerima telepon dari sahabat lama, Pak Arya. Di ujung sana, suaranya gemetar. “Istriku, Nia… dia sudah tiada.” Bercerita tentang Hadirnya Layanan Kedukaan 24 Jam yang Memberi Harapan. Ucapan…
Read MoreHari itu masih pagi saat telepon dari Lia masuk. Suaranya gemetar, napasnya terputus-putus. “Kak… Ayah tiba-tiba jatuh di kamar mandi. Dokter bilang… beliau tidak bisa diselamatkan.” Bercerita tentang Ketika Kehilangan Ditangani dengan Cinta dan Empati. Saya terdiam. Ayah Lia, Pak…
Read MorePagi itu, udara terasa lebih berat dari biasanya. Kami baru saja kehilangan nenek tercinta, sosok yang membesarkan kami dengan kasih yang tak pernah habis. Kabar duka datang seperti petir yang memecah pagi—hening, namun menghujam hati. Bercerita tentang Di Balik Air…
Read MoreKehilangan seseorang yang kita cintai selalu datang terlalu tiba-tiba, meski tubuh mereka telah lama terbaring sakit. Begitu pula yang dialami oleh keluarga adik saya, saat ibu mertua mereka, Ibu Marni, mengembuskan napas terakhir di usia 74 tahun. Bercerita tentang Dalam…
Read More