Cinta Terakhir Untuk Sang Ayah
Pagi itu, aku duduk di sudut ruangan dengan segelas teh yang sudah mendingin. Pandanganku tak fokus, terjebak dalam kenangan yang berputar-putar di kepalaku. Ayah… Rasanya baru kemarin aku duduk di sampingnya, mendengar kisah-kisah tentang masa mudanya di desa. Kini, ia sudah tak ada lagi, meninggalkan lubang yang tak terisi di hatiku, Cinta Terakhir Untuk Sang Ayah.
Setelah kepergiannya, aku terus-menerus teringat pada satu keinginan terakhir ayah yang tak sempat kami wujudkan. Ia selalu berkata ingin dimakamkan di desa, tempat ia dilahirkan dan dibesarkan. Namun, karena kondisinya yang kritis dan waktu yang terbatas, kami akhirnya memakamkannya di kota. Itu bukan keinginannya, dan hal itu selalu menghantuiku.
Perjalanan Terakhir
Hari ini, aku memutuskan untuk memperbaiki kesalahan itu. Aku ingin memindahkan makam ayah ke desa, di tempat ia bisa beristirahat dengan tenang di tanah kelahirannya. Namun, aku tahu, proses ini takkan mudah. Ada begitu banyak hal yang harus diatur, dari administrasi hingga proses pemindahan fisik. Beban emosional ini terlalu berat jika harus kulakukan sendiri.
Kuhubungi sebuah jasa pemakaman Indonesia terpercaya yang kudengar sangat profesional. Kamboja, begitu mereka menyebutnya. Dari awal, aku merasakan sesuatu yang berbeda. Mereka mendengarkan dengan seksama saat aku menceritakan kisah ayah, tentang keinginannya yang belum terpenuhi, tentang kesedihanku yang tak kunjung hilang. Ada perasaan lega saat mereka berjanji akan membantu setiap langkah proses ini.
Hari pemindahan akhirnya tiba. Aku kembali ke desa bersama tim Kamboja yang sudah mengurus segala keperluan. Mereka mengatur semuanya dengan sangat baik, dari penggalian makam lama hingga pemindahan jenazah ke mobil jenazah yang sudah disiapkan. Setiap langkah diambil dengan kehati-hatian dan rasa hormat yang mendalam.
Ketika mobil jenazah perlahan menyusuri jalan desa yang berbatu, aku menatap ke luar jendela, mengenang masa kecilku yang sering berjalan-jalan bersama ayah di tempat yang sama. Kamboja tidak hanya menjalankan tugasnya dengan profesional, tetapi juga dengan penuh perasaan. Mereka memastikan bahwa proses ini bukan sekadar pemindahan fisik, melainkan perjalanan penuh makna untuk menghormati keinginan terakhir ayah.
Cinta Terakhir Untuk Sang Ayah
Tiba di pemakaman desa, udara segar menyambut kami. Suara alam terasa menenangkan, seolah memberi restu bagi ayah untuk beristirahat dengan damai di tempat ini. Tim Kamboja mengatur segalanya dengan sempurna, dari upacara sederhana hingga pemakaman ulang yang penuh penghormatan. Aku melihat tanah desa ini, tanah yang dulu sering dijamah oleh langkah-langkah kecil ayah. Kini, ia kembali ke tempat asalnya, menyatu dengan alam yang begitu ia cintai.
Saat prosesi selesai, ada perasaan lega yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Kamboja telah mengubah proses yang seharusnya penuh kesedihan ini menjadi momen yang begitu berharga. Aku merasa seolah ayahku tersenyum dari kejauhan, berterima kasih atas usaha kecilku untuk memenuhi keinginannya.
Dengan hati yang lebih ringan, aku meninggalkan pemakaman. Meskipun kehilangan ayah akan selalu menjadi luka di hati, aku tahu bahwa ia kini berada di tempat yang tepat, dikelilingi oleh kenangan masa kecilnya. Aku juga menemukan ketenangan dalam proses ini, berkat bantuan dari mereka yang bekerja dengan hati, bukan sekadar menjalankan tugas.
Aku pulang dengan perasaan yang berbeda. Kamboja telah membantu bukan hanya dalam pemindahan fisik, tetapi juga dalam memindahkan beban emosional yang selama ini menghantui. Kini, aku bisa mengenang ayah dengan senyuman, bukan lagi dengan penyesalan. Di desa ini, di tempat ia kembali, aku tahu bahwa ia telah menemukan kedamaian sejatinya.
Leave a Comment