Dalam Diam Mereka Hadir untuk Mendukung
Ketika saya tiba di rumah keluarga Pak Arif pagi itu, suasana duka begitu menyelimuti. Istri tercinta beliau, Bu Santi, telah berpulang di usia yang belum terlalu tua. Semua orang tampak tenggelam dalam kesedihan, seolah dunia berhenti berputar. Namun, di tengah semua itu, ada keheningan yang bekerja, Dalam Diam Mereka Hadir untuk Mendukung.
Di sudut ruangan, tanpa banyak kata, beberapa orang dari layanan kedukaan Indonesia 24 jam sedang sibuk mempersiapkan segalanya. Mereka hadir dengan tenang, membantu tanpa mencuri perhatian, tetapi setiap langkah mereka memberikan rasa aman.
Mereka Yang Memberikan Bantuan
Saya menyaksikan bagaimana mereka berbicara lembut kepada Pak Arif, memberikan panduan dengan hati-hati. Mereka memastikan tidak ada detail yang terlewat, mulai dari penataan ruang persemayaman hingga jadwal doa bersama. Bahkan ketika keluarga merasa kehilangan arah, mereka tetap hadir sebagai pegangan yang tak terlihat tetapi terasa kehadirannya.
“Pak, kami sudah menyiapkan peti yang sesuai dengan keinginan Ibu. Apakah Bapak ingin melihatnya terlebih dahulu?” tanya seorang petugas dengan nada hormat. Pak Arif mengangguk perlahan, ditemani anak sulungnya, Dina.
Ketika peti itu tiba, saya melihat wajah Dina mulai berlinang air mata. Peti itu sederhana tetapi elegan, dihiasi ukiran bunga lili yang menjadi favorit almarhumah. “Mama pasti menyukainya,” katanya sambil memegang tangan ayahnya erat.
Selama dua hari itu, tim layanan kedukaan bekerja tanpa henti. Mereka tidak hanya memastikan segala persiapan berjalan lancar, tetapi juga mengurus hal-hal kecil yang sering kali tidak terpikirkan oleh keluarga. Saya melihat mereka mengganti bunga yang mulai layu tanpa diminta, mengatur kursi tamu, bahkan menyediakan minuman hangat untuk para pelayat yang datang di malam hari.
Dalam Diam Mereka Hadir untuk Mendukung
Namun, yang paling menyentuh hati saya adalah bagaimana mereka mendampingi keluarga dengan empati. Salah satu dari mereka, seorang wanita muda bernama Hana, meluangkan waktu untuk berbicara dengan Dina yang tampak gelisah.
“Kehilangan seseorang yang kita cintai memang menyakitkan. Tapi apa yang Dina lakukan untuk mendampingi ayah Dina sekarang, itu luar biasa. Ibu pasti bangga,” katanya sambil memberikan pelukan hangat.
Pada hari pemakaman, semuanya berjalan dengan tertata. Tim layanan kedukaan tetap berada di belakang layar, memastikan prosesi berjalan lancar tanpa gangguan. Mereka memberikan ruang bagi keluarga untuk sepenuhnya terfokus pada momen terakhir bersama almarhumah.
Ketika semua selesai, Pak Arif menghampiri saya dan berkata, “Saya tidak tahu siapa yang memberi tahu mereka tentang Santi, tentang apa yang dia sukai. Semua terasa seperti diatur oleh seseorang yang mengenal kami. Kehadiran mereka seperti tangan yang membantu kami berdiri saat kami jatuh.”
Saya tersenyum kecil, memahami maksudnya. Layanan kedukaan ini mungkin jarang terlihat di mata orang banyak, tetapi kerja mereka adalah bagian penting dari bagaimana sebuah keluarga bisa melewati masa terkelam dengan perasaan didukung. Dalam keheningan, mereka memberikan tempat bagi keluarga untuk berduka dengan tenang, mengurus segala hal yang bisa menjadi beban, dan membawa kelegaan di tengah kesedihan.
Leave a Comment