Di Bawah Langit Senja

Di tengah hamparan ladang yang luas, terdapat sebuah rumah kecil. Di rumah itu tinggal seorang perempuan bernama Maya. Maya adalah seorang yang hidup sendiri sejak kecelakaan tragis yang merenggut kekasihnya, Adam, dua tahun yang lalu. Setiap hari, Maya terhanyut dalam kenangan yang menyakitkan di bawah langit senja.

Maya duduk di teras rumahnya, menatap langit yang mulai memerah di ufuk barat. Sudah dua tahun sejak Adam pergi meninggalkannya dalam kecelakaan mobil yang tragis. Kenangan itu terus menghantuinya, merobek hatinya setiap kali ia memikirkannya. Adam adalah cahaya dalam hidup Maya, dan kini cahaya itu telah padam selamanya.

Ketika senja semakin dalam, Maya merasa seolah-olah dunia ini menjadi semakin sepi. Dia merenung tentang saat-saat bahagia yang pernah mereka bagikan bersama-sama. Tapi sekarang, semua itu hanya tinggal kenangan yang berdebu di sudut hatinya yang paling dalam.

Saat angin berdesir pelan di sekitarnya, Maya mengingat saat terakhir bersama Adam. Mereka sedang dalam perjalanan pulang dari pesta pernikahan sahabat mereka, tertawa dan bercanda di dalam mobil. Namun, tiba-tiba sebuah truk besar melaju dengan kecepatan tinggi menabrak mobil mereka dari samping. Semuanya berubah menjadi kegelapan.

Kenangan Buruk

Setelah kecelakaan itu, Maya mengalami trauma yang mendalam. Dia terbangun di rumah sakit dengan luka-luka serius dan mengetahui bahwa Adam telah pergi untuk selamanya. Setiap kali dia menutup mata, dia selalu melihat kecelakaan itu berulang kali di dalam mimpinya.

Maya bangkit dari duduknya dan melangkah masuk ke dalam rumah. Di dalam, dia merenungkan keputusasaannya yang terus menerus. Dia merindukan pelukan Adam, senyumnya, dan suara tawanya yang hangat. Dia bertanya-tanya bagaimana mungkin dia bisa melanjutkan hidup tanpanya.

Hari berganti menjadi malam, dan bulan purnama menerangi langit. Maya duduk sendirian di atas tempat tidurnya, terisak dalam kesepian yang melingkupinya. Dia merasa terjebak dalam masa lalunya yang menyedihkan, takut untuk melangkah maju karena takut kehilangan lagi.

Namun, di antara kesedihannya, Maya mulai menyadari bahwa dia harus membiarkan Adam pergi. Dia harus belajar untuk menerima kenyataan bahwa kecelakaan itu bukanlah kesalahannya, dan bahwa hidup harus terus berlanjut. Dia tahu bahwa Adam akan menginginkinya untuk bahagia, meskipun dia tidak lagi berada di sampingnya.

Dengan hati yang berat, Maya berjanji pada dirinya sendiri bahwa dia akan mencoba untuk melangkah maju. Dia akan mencoba untuk membangun kembali hidupnya, meskipun rasa sakitnya masih begitu dalam. Dan di bawah langit senja yang indah itu, Maya berdoa agar dia bisa menemukan kedamaian dan kebahagiaan di masa depan, meskipun bayangan masa lalunya terus menghantuinya.

Leave a Comment

Leave a Reply