Di Sini di Tepi Kesepian
Tiang-tiang besi tua memayungi jalan setapak yang terbentang di kota Bernhill. Langit yang biasanya biru, kini tertutup awan kelabu, menciptakan suasana sepi yang sesuai dengan perasaan yang tengah dirasakan oleh penduduk desa. Di tengah keramaian, terdapat seorang lelaki tua yang duduk sendiri di bangku taman, dengan tatapan kosong ke arah jalan yang sepi Di Sini di Tepi Kesepian.
Namanya Alfred. Dia adalah salah satu tokoh terkemuka di desa ini. Penduduk Bernhill mengenalnya sebagai sosok yang penuh kebaikan dan bijaksana. Namun, semenjak kepergian istrinya, Martha, Alfred menjadi seperti layu dan suram.
Kesedihan Di Sini di Tepi Kesepian
Martha adalah sosok yang ceria dan penyayang. Dia selalu menjadi penengah ketika terjadi konflik di antara warga desa. Kehilangannya telah meninggalkan luka yang dalam bagi Alfred dan juga bagi seluruh komunitas Bernhill.
Dalam keterbatasan sumber daya dan dukungan yang dimiliki oleh desa ini, Alfred merasa semakin terisolasi dalam kesedihannya. Dia tidak memiliki keluarga dekat yang dapat menemaninya. Anak-anaknya telah meninggalkan desa ini untuk mencari kehidupan yang lebih baik di kota besar.
Setiap hari, Alfred melakukan rutinitas yang sama. Dia akan pergi ke taman, duduk di bangku yang sama, dan memandangi jalan. Tapi hari ini ada yang berbeda. Seorang gadis kecil berambut pirang, dengan raut wajah prihatin, mendekatinya.
“Gadis kecil, mengapa kau ada di sini sendirian?” tanya Alfred dengan suara parau.
“Nama saya Lily, Pak. Saya melihat Pak Alfred duduk sendirian setiap hari. Apakah Pak Alfred baik-baik saja?” jawab Lily dengan lembut.
Alfred terkejut. Dia tidak terbiasa dengan perhatian dari orang lain semenjak Martha pergi. “Saya baik-baik saja, Lily. Terima kasih sudah bertanya,” ucapnya pelan.
Lily tidak puas dengan jawaban singkat itu. Dia duduk di sebelah Alfred dan mulai menceritakan kisah-kisah lucu tentang kucing peliharaannya. Alfred merasa sedikit terhibur oleh kepolosan dan kehangatan Lily.
Terus Melangkah
Hari demi hari, Lily menjadi teman setia Alfred. Mereka berbagi cerita dan tertawa bersama. Lily membantu Alfred merasa lebih terhubung dengan dunia di sekitarnya, meskipun Martha telah tiada.
Namun, suatu hari, Lily tidak muncul di taman. Alfred mulai khawatir. Dia bertanya kepada beberapa tetangga dan akhirnya mengetahui bahwa Lily dan keluarganya dipaksa meninggalkan desa karena kesulitan keuangan yang mereka hadapi.
Kehilangan Lily membuat Alfred merasa seakan-akan dia kehilangan Martha lagi. Lily adalah sinar terang dalam kehidupannya yang gelap. Sekarang, dengan kepergiannya, Alfred merasa kembali terisolasi dan kesepian.
Alfred merenung di bangku taman, memandangi jalan yang sepi seperti biasa. Namun, kali ini, dia menyadari bahwa meskipun kesedihan dan kesulitan hadir dalam hidupnya, masih ada orang-orang seperti Lily yang memberinya cahaya dalam kegelapan.
Dalam keterbatasan sumber daya dan dukungan, Alfred menemukan bahwa kebaikan dan hubungan manusiawi adalah hal yang tak ternilai harganya. Meskipun sulit, dia bertekad untuk tetap menghadapi kesedihannya dan menjadi sumber kebaikan bagi orang lain, seperti yang Martha lakukan selama ini.
Leave a Comment