Hadir dengan Hati
Aku bertemu dengan banyak keluarga setiap harinya, orang-orang yang terluka, lelah, dan penuh air mata. Di sinilah peranku sebagai staf layanan pemakaman diuji, bukan hanya untuk menjalankan tugas, tetapi menjadi kehadiran yang penuh empati bagi mereka yang kehilangan. Setiap kali ada seseorang yang datang untuk mengurus pemakaman, hatiku selalu merasa sedikit berat. Seperti hari ini, ketika keluarga Pak Danu mendatangiku dengan wajah penuh duka, Hadir dengan Hati.
Pak Danu baru saja kehilangan istrinya, Bu Rahma, wanita yang ia ceritakan sebagai belahan jiwanya selama lebih dari tiga dekade. Begitu banyak kenangan yang mereka lalui bersama, begitu banyak cinta yang tak pernah usang meski waktu bergulir. Dan kini, beliau ingin memberikan penghormatan terakhir yang istimewa untuk istrinya.
Layanan yang Nyaman
Saat kami duduk bersama, Pak Danu dengan suara bergetar memintaku memastikan bahwa pemakaman istrinya akan sederhana namun penuh makna, persis seperti kehidupan Bu Rahma yang tak pernah mementingkan kemewahan, tetapi selalu memberikan ketulusan. Bagiku, ini bukan permintaan yang asing. Setiap keluarga memiliki cara mereka sendiri untuk mengucapkan selamat tinggal. Aku selalu mendengarkan, mencoba memahami dengan hati, dan menenangkan mereka bahwa apapun yang mereka harapkan, akan kami usahakan.
“Ada satu permintaan khusus, Pak,” ujar Pak Danu pelan. “Istri saya selalu suka mendengar lagu ‘Kehidupan’ dari Chrisye. Bisa tidak, lagu itu diputar selama prosesi?”
Aku mengangguk sambil menatapnya dalam-dalam. Permintaan itu mungkin terdengar sederhana bagi sebagian orang, tapi aku tahu bahwa lagu itu membawa kenangan dan perasaan mendalam bagi Pak Danu. Bagi mereka, ini bukan hanya melodi, tetapi gambaran dari kebersamaan, pengingat akan momen-momen hangat yang akan selalu hidup dalam ingatan.
Sebagai staf layanan pemakaman profesional terbaik, aku merasa memiliki tanggung jawab lebih dari sekedar mempersiapkan logistik pemakaman. Aku ingin setiap keluarga merasa bahwa mereka mendapatkan pelayanan yang menghargai setiap detail yang mereka anggap penting. Bersama tim, aku memastikan agar semua persiapan berjalan sesuai dengan keinginan Pak Danu. Dari pilihan bunga yang diletakkan di dekat peti, hingga tata letak kursi yang memberikan ruang bagi keluarga untuk duduk lebih dekat, dan tentu saja, musik yang akan dimainkan selama prosesi.
Di hari pemakaman, suasana penuh haru. Aku berdiri di belakang, mengamati prosesi dengan perasaan bercampur. Saat lagu ‘Kehidupan’ mulai diputar, aku melihat Pak Danu menutup matanya. Terlihat jelas bahwa kenangan akan istrinya melintas di benaknya. Beberapa anggota keluarga yang hadir pun mulai terisak, membiarkan air mata mereka mengalir bebas. Momen itu begitu sunyi namun berbicara banyak.
Hadir dengan Hati
Setelah acara selesai, Pak Danu menghampiriku. Ia menggenggam tanganku erat, matanya masih merah dan bengkak. Namun, ada kelegaan di sana. “Terima kasih, Pak, sudah memenuhi permintaan kami,” ucapnya dengan suara serak. “Istri saya pasti senang. Pemakaman ini terasa hangat dan penuh cinta, persis seperti yang ia inginkan.”
Aku menyadari bahwa tugas kami bukan sekedar pekerjaan. Ini adalah perjalanan untuk memahami, mendampingi, dan memberikan kenyamanan di tengah kesedihan. Aku berharap, walaupun dalam duka, setiap keluarga yang kami bantu merasa dihormati dan diberi ruang untuk merayakan kehidupan orang yang mereka cintai dengan cara yang paling berarti bagi mereka.
Bagi sebagian orang, ini mungkin hanya ritual, tapi bagi kami yang bekerja di layanan pemakaman, ini adalah kesempatan untuk menghadirkan ketenangan, rasa aman, dan rasa hormat yang mendalam kepada setiap keluarga yang mempercayakan momen penting ini pada kami. Ketika cinta dan kenangan berbaur dengan penghormatan terakhir, aku percaya, kepergian mereka bukanlah perpisahan, melainkan bentuk cinta yang abadi.
Inilah yang membuat pekerjaan ini lebih dari sekadar pekerjaan. Ini adalah panggilan hati, menjadi saksi dari cerita cinta yang masih hidup meski tubuh telah tiada.
Leave a Comment