Kenangan Terindah di Perpisahan Terakhir

Ketika kabar duka tentang kepergian Pak Surya sampai ke telinga saya, hati saya serasa ikut luruh. Sosoknya yang karismatik dan penuh kebijaksanaan telah banyak menyentuh hidup orang-orang di sekitarnya, termasuk saya. Namun, saat saya tiba di rumah duka, suasana terlihat hening. Keluarga Pak Surya tampak bingung dan cemas, tidak tahu harus mulai dari mana untuk mengatur perpisahan terakhirnya, Kenangan Terindah di Perpisahan Terakhir.

Istri almarhum, Bu Lestari, berulang kali meminta maaf kepada tamu yang datang karena belum ada persiapan apa pun. Anak-anaknya, Dimas dan Tia, terlihat berusaha tegar, tetapi jelas kewalahan. Saya merasa perlu membantu mereka, dan segera teringat akan layanan kedukaan profesional yang pernah saya dengar.

Kenangan Yang Mengharukan

Setelah menghubungi perusahaan tersebut, saya merasa lega karena mereka langsung merespons dengan penuh perhatian. Tidak lama kemudian, tim mereka tiba di rumah dengan sikap ramah dan tenang. Salah satu petugas, seorang wanita mendekati keluarga dengan penuh empati. “Kami ingin membantu merancang perpisahan yang paling bermakna untuk mengenang Pak Surya. Apa kenangan yang paling ingin Ibu dan keluarga abadikan?” tanyanya lembut.

Pertanyaan itu sejenak membuat keluarga terdiam. Dimas akhirnya menjawab dengan mata yang mulai berkaca-kaca, “Ayah selalu mencintai musik. Dia suka memainkan gitar sambil menyanyikan lagu favoritnya, terutama saat berkumpul bersama keluarga.”

Sinta tersenyum penuh pengertian dan berkata, “Kami bisa mengatur prosesi yang mencerminkan kenangan indah tersebut.”

Kenangan Terindah di Perpisahan Terakhir

Mulai saat itu, tim layanan kedukaan Indonesia 24 jam bekerja tanpa henti. Mereka merancang sebuah prosesi yang personal dan penuh makna, mulai dari pemilihan peti sederhana dengan ukiran notasi musik, hingga mendekorasi ruangan dengan nuansa hangat yang diwarnai foto-foto Pak Surya bermain gitar. Mereka bahkan mengatur agar ada sesi khusus di mana teman-teman dekat Pak Surya menyanyikan lagu favoritnya sebagai penghormatan terakhir.

Pada hari prosesi, suasana terasa begitu personal dan emosional. Saat lagu favorit Pak Surya, “Imagine” karya John Lennon, mengalun lembut, tidak sedikit yang meneteskan air mata. Itu bukan sekadar pemakaman—itu adalah perayaan kehidupan.

Di penghujung acara, Bu Lestari mendekati saya dan berkata, “Saya tidak pernah membayangkan perpisahan ini bisa seindah dan sebermakna ini. Rasanya seperti kami benar-benar merayakan siapa Pak Surya itu.”

Ketika semuanya usai, saya menyadari bahwa perusahaan layanan kedukaan ini telah memberikan lebih dari sekadar bantuan teknis. Mereka memberikan ruang bagi keluarga untuk mengenang almarhum dengan cara yang paling sesuai dengan kehidupannya.

Momen perpisahan tidak lagi terasa hanya sebagai akhir, tetapi juga menjadi kenangan indah yang akan dikenang selamanya.

Leave a Comment

Leave a Reply