Kisah Duka Tanpa Asuransi
Di sebuah apartemen sederhana di pinggiran kota London, hiduplah seorang ibu bernama Lestari. Ia meninggalkan tanah airnya, Indonesia, demi masa depan yang lebih baik untuk kedua anaknya, Rani dan Bimo. Lestari bekerja keras sebagai perawat, mengirimkan sebagian besar penghasilannya ke kampung halaman. Kehidupan Lestari di negeri orang memang penuh perjuangan, namun ia selalu menjaga senyum di wajahnya saat berbicara dengan anak-anaknya melalui panggilan video setiap minggu, Kisah Duka Tanpa Asuransi.
Hari itu adalah hari yang tidak seperti biasanya. Telepon dari London berdering di rumah sederhana di Jakarta, membawa kabar yang menghancurkan hati Rani dan Bimo. Ibu mereka, Lestari, telah meninggal dunia karena serangan jantung mendadak. Dunia mereka seolah runtuh seketika. Tidak ada yang bisa menggantikan sosok ibu dalam hidup mereka, terlebih lagi ibu yang telah berjuang keras demi mereka dari kejauhan.
Sebuah Pertolongan Yang Harus Ada
Namun, duka itu tidak berhenti di situ. Setelah berita kematian Lestari sampai, Rani dan Bimo harus menghadapi kenyataan pahit lainnya. Mereka harus mengurus pemulangan jenazah ibu mereka dari London ke Indonesia. Ini bukanlah tugas yang mudah, terutama karena mereka tidak memiliki asuransi yang dapat menutupi biaya tersebut.
Di tengah kepanikan dan kesedihan, mereka mulai mencari informasi tentang bagaimana cara memulangkan jenazah ibu mereka. Biaya yang mereka temui membuat hati mereka semakin tenggelam dalam duka. Ratusan juta rupiah diperlukan untuk proses ini. Rani dan Bimo tidak memiliki tabungan sebesar itu. Mereka merasa putus asa, seolah-olah mereka tidak hanya kehilangan ibu, tetapi juga kehilangan kesempatan untuk memberikan penghormatan terakhir yang layak.
Mereka mencoba mencari bantuan dari berbagai pihak, dari teman-teman ibu mereka di London hingga komunitas Indonesia di sana. Meskipun banyak yang bersimpati dan memberikan sumbangan, jumlah yang terkumpul masih jauh dari cukup. Setiap malam, Rani terjaga memikirkan cara agar bisa membawa pulang jenazah ibunya. Di sisi lain, Bimo mencoba mencari pinjaman, namun tanpa jaminan, usahanya pun sia-sia.
Kisah Duka Tanpa Asuransi yang Memilukan
Dalam masa-masa sulit ini, mereka baru menyadari betapa pentingnya asuransi kematian internasional. Jika saja ibu mereka memiliki proteksi pengurusan pemakaman tersebut, mereka tidak perlu melalui penderitaan ini. Tidak ada yang pernah menduga bahwa kematian bisa datang begitu cepat, apalagi di negeri orang. Asuransi kematian internasional bukanlah hal yang umum dipikirkan, namun saat ini mereka merasakan betapa vitalnya perlindungan tersebut.
Waktu terus berjalan dan hari-hari semakin berat. Akhirnya, setelah berminggu-minggu berjuang dan dengan bantuan dari berbagai pihak yang peduli, mereka berhasil mengumpulkan dana yang cukup. Jenazah Lestari pun dipulangkan ke Indonesia. Pemakaman diadakan dengan sederhana namun penuh haru. Rani dan Bimo menangis, tetapi di balik air mata itu, mereka merasakan kelegaan karena akhirnya ibu mereka bisa kembali ke tanah air, tempat di mana ia seharusnya beristirahat dengan damai.
Kisah Lestari ini mengajarkan kita semua tentang pentingnya perencanaan dan persiapan, terutama ketika hidup di luar negeri. Asuransi kematian internasional mungkin terdengar seperti sesuatu yang tidak begitu penting, tetapi saat bencana datang, perlindungan itu bisa menjadi perbedaan antara duka yang tidak tertanggungkan dan duka yang bisa dilalui dengan lebih ringan. Rani dan Bimo berharap bahwa melalui pengalaman mereka, orang lain akan lebih sadar dan mempersiapkan diri dengan lebih baik, sehingga tidak ada lagi yang harus mengalami penderitaan seperti yang mereka alami.
Leave a Comment