Pulangnya Sang Ibu
Aku ingat jelas hari itu, ketika teleponku berdering di tengah malam, memecah keheningan yang sunyi. Suara dari seberang lautan membawa kabar yang tak pernah ingin kudengar—ibuku telah tiada. Jauh di negeri orang, aku merasa seperti terhempas ke dalam kegelapan yang tak berujung. Satu-satunya hal yang ada dalam pikiranku adalah pulang, membawanya kembali ke kampung halaman kami, ke tempat di mana ia seharusnya beristirahat dalam damai, Pulangnya Sang Ibu.
Hari-hari berlalu seperti mimpi buruk. Aku berusaha keras mengatur semuanya dari jauh, merasa tak berdaya. Ibuku selalu mengajarkanku untuk menjadi kuat, tetapi saat itu, kekuatan itu terasa hancur berantakan. Aku menyadari bahwa untuk memenuhi keinginanku membawanya pulang, aku membutuhkan bantuan yang lebih dari sekadar tenaga. Aku membutuhkan seseorang yang mengerti betapa pentingnya perjalanan ini bagiku, bagi ibuku.
Perjalanan Pulang
Aku menghubungi Kamboja, sebuah layanan pemakaman terpercaya 24 jam yang kudengar dari seorang teman. Dari pertama kali berbicara dengan mereka, ada sesuatu yang menenangkan dalam cara mereka berbicara, seolah-olah mereka mengerti beban yang sedang kupikul. Mereka memastikan bahwa semua kebutuhan ibuku—dari perawatan jenazah, pengurusan dokumen, hingga transportasi lintas negara—akan diurus dengan penuh kehati-hatian dan penghormatan.
Proses yang biasanya penuh dengan ketidakpastian dan kekhawatiran menjadi lebih ringan di tangan mereka. Aku ingat, ketika mereka mengirimiku foto peti jenazah yang telah dipersiapkan dengan sangat rapi. Peti itu tampak bersinar dalam kesederhanaannya, seperti yang selalu ibuku inginkan. Sebuah momen di mana rasa syukur yang dalam mengalir dalam dadaku, meskipun di tengah kesedihan yang mendalam.
Ketika akhirnya aku tiba di tanah air, semua sudah diatur dengan sempurna. Ibuku dibawa ke rumah kecil kami di desa, tempat di mana ia pernah menanam begitu banyak kenangan manis dalam hidup kami. Setiap tetes keringat, setiap tawa, dan setiap air mata kini terasa hidup kembali di rumah ini.
Pulangnya Sang Ibu
Aku berdiri di samping peti jenazahnya, merasakan betapa sunyinya dunia tanpa suaranya. Namun, dalam kesunyian itu, ada kedamaian yang sulit kujelaskan. Kamboja telah mengurus semua detail dengan begitu baik, memberiku ruang untuk benar-benar merasakan kehilangan ini, untuk menangisi ibuku tanpa harus khawatir tentang hal-hal lain.
Pemakaman berlangsung dengan tenang, penuh penghormatan. Keluarga, teman, dan tetangga berkumpul, mengantar ibuku ke peristirahatan terakhirnya. Aku berdiri di sana, menyaksikan setiap orang yang datang memberikan salam terakhir, dan hatiku terasa ringan. Ibu telah pulang, kembali ke tempat yang ia cintai, dikelilingi oleh orang-orang yang mencintainya.
Selesai sudah perjalanan panjang ini. Ketika aku menatap nisan ibuku yang sederhana namun indah, aku tahu bahwa meskipun aku jauh, aku telah melakukan yang terbaik untuknya. Aku tidak akan pernah melupakan bantuan dari mereka yang telah membuat perjalanannya kembali menjadi mungkin, sebuah layanan yang bukan hanya profesional, tetapi juga penuh dengan kehangatan dan kemanusiaan.
Sekarang, meskipun rasa kehilangan masih menusuk, ada kelegaan yang menyelimuti hatiku. Ibu telah pulang, dan aku bisa melanjutkan hidupku di sini, di negeri orang, dengan tenang. Ketika angin berbisik di antara pepohonan, aku tahu bahwa ibu akan selalu bersamaku, di mana pun aku berada.
Leave a Comment