Sikap Terhadap Kematian

Di tengah hiruk-pikuk kota besar, tempat gedung-gedung menjulang tinggi seperti menara-menara megah, hiduplah seorang pria tua bernama Harold. Harold adalah sosok yang hidup sendiri, tanpa keluarga atau sanak saudara yang tersisa. Kehidupannya yang sederhana di sebuah apartemen kecil sering kali terasa sunyi, tetapi dia memiliki seorang sahabat setia, George dengan Sikap Terhadap Kematian.

George adalah teman sejati Harold. Mereka telah menjalani berbagai kenangan bersama sejak masa remaja, dan saat ini, George adalah satu-satunya orang yang masih bisa membuat Harold tersenyum. Namun, takdir berkata lain. Suatu pagi, Harold menerima telepon yang mengubah segalanya.

Rintangan Yang Menyedihkan

“Harold, George meninggal tadi malam,” ujar suara dari ujung telepon dengan nada pilu.

Hatinya hancur mendengar berita tersebut. George adalah satu-satunya teman yang selalu ada untuknya. Kematian George meninggalkan rasa kekosongan yang tak tergantikan dalam hidup Harold.

Namun, kesedihan itu tergantikan oleh kebingungan ketika Harold menyadari bahwa sebagai orang yang paling dekat dengan George, dia harus mengurus segala urusan pemakaman. Dan inilah ketika Harold tersadar akan perangkat birokrasi yang rumit di kota ini. Dia merasa seperti terjebak dalam labirin tanpa ujung, dihadapkan pada berkas-berkas dan formulir-formulir yang tak berujung.

Dalam kebingungannya, Harold melangkah keluar dari apartemennya dan berjalan-jalan di jalanan kota. Di tengah keramaian kota, dia melihat spanduk kecil yang terpampang di salah satu sudut jalan. “Jasa Pengurusan Pemakaman Swasta,” begitu tertulis dengan jelas di atasnya.

Dengan langkah ragu, Harold memasuki kantor tersebut. Di dalam, dia bertemu dengan seorang pria muda yang ramah. Pria itu memperkenalkan diri sebagai David, pemilik jasa pengurusan pemakaman tersebut.

Harold mulai bercerita tentang George, tentang bagaimana mereka berteman selama puluhan tahun, tentang kesedihan yang dirasakannya atas kepergian sahabatnya itu, dan tentang kebingungannya dalam mengurus urusan pemakaman.

David mendengarkan dengan penuh perhatian. Dia memberikan Harold waktu untuk meluapkan semua perasaannya. Dan setelah Harold selesai, David dengan lembut menawarkan bantuan.

“Kami akan mengurus semuanya untukmu, Harold. Kamu tidak perlu khawatir lagi,” ucap David dengan suara yang hangat.

Sebuah Harapan dan Sikap Terhadap Kematian

Harold merasa lega. Dia merasa seperti beban besar telah terangkat dari pundaknya. Tetapi lebih dari itu, dia merasa terharu oleh kebaikan hati David. Selama ini, Harold merasa bahwa kematian adalah hal yang menakutkan dan sulit untuk dihadapi. Tetapi pertemuan dengan David membuatnya melihat kematian dari sudut pandang yang berbeda.

Selama proses pengurusan pemakaman, Harold melihat betapa profesionalnya David dan timnya dalam menangani segala urusan tersebut. Mereka tidak hanya mengurus administrasi, tetapi juga memberikan dukungan moral kepada Harold. Mereka mendengarkan cerita tentang George dengan penuh perhatian, seolah-olah George adalah bagian dari keluarga mereka sendiri.

Dalam proses tersebut, Harold merasa bahwa kematian bukanlah akhir dari segalanya. Melalui pengalaman ini, dia belajar bahwa setiap kehidupan memiliki arti yang mendalam, dan bahwa perpisahan tidak selalu berarti kehilangan. Terkadang, perpisahan membuka pintu untuk kenangan yang indah dan pengalaman yang memperkaya.

Ketika segala urusan pemakaman selesai, Harold merasa lega. Dia tahu bahwa George akan pergi dengan tenang, dan bahwa kenangannya akan tetap hidup dalam hatinya selamanya. Dan ketika dia melihat kembali ke belakang, Harold menyadari bahwa saat-saat bersama George, meskipun telah berakhir, akan selalu menjadi cahaya yang menghangatkan hatinya di tengah kegelapan.

Leave a Comment

Leave a Reply