Terpaut di Akhirat
Saat pertama kali bertemu dengan keluarga Pak Darmawan, aku merasakan keheningan yang begitu dalam. Mereka datang dengan membawa rasa kehilangan yang tak tergambarkan, namun ada ketenangan yang terbungkus dalam duka. Pak Darmawan baru saja meninggal dunia, meninggalkan tiga anak yang kini harus menghadapi kepergian orang tua mereka secara penuh. Namun, ada sesuatu yang membuat situasi ini berbeda. Ada sebuah permintaan terakhir yang pernah Pak Darmawan sampaikan kepada mereka—ia ingin dimakamkan di samping istrinya, di Graha Sentosa Memorial Park, Terpaut di Akhirat.
Permintaan ini begitu sederhana, tetapi mengandung makna yang sangat mendalam. Bagiku, ini adalah tentang cinta yang bertahan melintasi kehidupan dan kematian. Pak Darmawan dan istrinya telah menghabiskan puluhan tahun bersama, membesarkan anak-anak mereka, membangun kehidupan yang penuh dengan kenangan. Ketika sang istri lebih dahulu dipanggil Sang Maha Kuasa lima tahun yang lalu, Pak Darmawan tetap teguh menjalani hidup dengan kesetiaan yang sama. Ia selalu mengatakan kepada anak-anaknya bahwa kelak, saat waktu itu tiba, ia ingin berada di sisi wanita yang telah mengisi hidupnya.
Jalan Kehidupan
Anak-anaknya, meski sedang larut dalam duka yang mendalam, berusaha memenuhi keinginan terakhir ayah mereka. Namun, mereka juga tahu bahwa ini bukan tugas yang mudah. Proses pemindahan jenazah memerlukan perhatian terhadap banyak detail, dari aspek legal hingga teknis. Di sinilah kami hadir. Aku dan tim di layanan kedukaan profesional Kamboja bertanggung jawab memastikan bahwa setiap permintaan terakhir dari almarhum bisa terpenuhi dengan sempurna.
Aku melihat wajah anak-anak Pak Darmawan yang penuh kekhawatiran saat kami memulai prosesnya. Ada rasa takut bahwa mungkin saja ada hal yang tidak berjalan sesuai rencana, bahwa ayah mereka tidak akan mendapatkan tempat peristirahatan terakhir yang diinginkannya. Namun, kami di sini untuk memastikan bahwa mereka tidak perlu memikul beban itu.
Mulai dari persiapan dokumen hingga proses penggalian dan pemindahan makam jenazah umum, semua berjalan dengan penuh ketelitian. Kami mengurus segala sesuatu dengan hati-hati, berkoordinasi dengan pihak pengelola Graha Sentosa Memorial Park agar semua berjalan lancar. Pemindahan jenazah Pak Darmawan dilakukan dengan penuh penghormatan, seolah kami mengerti bahwa ini bukan sekadar tugas, melainkan sebuah pengabdian untuk menjaga janji abadi yang pernah terucap.
Terpaut di Akhirat Dunia
Pada hari pemakaman, langit cerah. Suasana di Graha Sentosa Memorial Park begitu tenang, seperti menyambut kembalinya dua jiwa yang akhirnya dapat bersatu kembali. Aku berdiri di kejauhan, melihat anak-anak Pak Darmawan yang tampak lebih tenang, meski duka masih jelas tergambar di mata mereka. Mereka kini berdiri di depan dua makam yang bersebelahan, satu dengan nisan bertuliskan nama ibu mereka, dan kini satu lagi dengan nama ayah mereka.
“Ayah dan Ibu sudah bersama lagi,” bisik putra sulung Pak Darmawan dengan suara yang hampir tak terdengar. Adik-adiknya mengangguk setuju, dan di tengah duka mereka, aku melihat secercah kelegaan. Tidak ada lagi rasa takut atau khawatir tentang apa yang akan terjadi pada peristirahatan terakhir ayah mereka. Semuanya telah diatur dengan sempurna.
Hari itu, aku pulang dengan perasaan yang berat tetapi juga puas. Ada sesuatu yang indah dalam pekerjaanku ini, membantu orang-orang melalui masa tersulit mereka dan memastikan bahwa orang yang mereka cintai mendapatkan perpisahan yang pantas. Dalam setiap langkah yang kami ambil, ada cinta dan perhatian yang kami curahkan. Karena kami tahu bahwa ini bukan hanya tentang mengurus jenazah. Ini tentang menjaga kehormatan, cinta, dan kenangan yang tak akan pernah hilang.
Meninggalkan Graha Sentosa Memorial Park, aku tahu bahwa cinta Pak Darmawan dan istrinya akan terus hidup, tidak hanya di hati anak-anak mereka, tetapi juga di dalam dua makam yang kini berdampingan. Dan mungkin, di akhirat sana, mereka berdua kini tengah tersenyum, bersama kembali seperti yang selalu mereka inginkan.
Leave a Comment